Seberapa Luas Wilayah Indonesia

Seberapa luas wilayah Indonesia?pasti teman-teman semua mampu menjawabnya dengan ukuran masing-masing baik itu kilometer (km), meter (m), atau bahkan menggunakan ukuran liter (lt)..ha ha ha #maaf receh

Sebenarnya penulis hanya ingin menyampaikan pemikiran penulis saja terkait dengan luas wilayah Indonesia yang terbagi antara darat, air, dan udara. Begitu luasnya wilayah Indonesia jangan sampai membuat kita sebagai rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia terlena dengan laju perkembangan teknologi sekarang ini, terutama sektor otomotif. Ada apa dengan otomotif?itukan urat nadi perekonomian suatu bangsa yang sangat berkontribusi dalam ketahanan negara dari sisi finansial. Memang betul otomotif merupakan urat nadi baik dari segi produksi (industri) maupun segi pemanfaatannya (transportasi), namun bom waktu saat ini mengintai negara-negara berkembang dari segala sudut, dan salah satunya akan berdampak sangat besar adalah otomotif. 

Begitu banyak dan besarnya pertumbuhan pembangunan infrastruktur saat ini di Indonesia tidak terlepas dari efek buruk pertanda berdetaknya jam pada bom waktu tersebut, produsen-produsen otomotif baik dalam maupun luar negeri berlomba-lomba dalam mengeruk sumber daya alam dari dalam tanah dan merubahnya  menjadi sampah yang akan ditinggalkan diatas tanah. Apa yang kalian pikirkan saat melihat tumpukan-tumpukan besi bekas dari mobil-mobil yang sudah tidak terpakai?akan dikemanakan sampah-sampah tersebut?Besi-besi tersebut adalah sedikit dari sekian banyak residu hasil produksi otomotif, belum lagi dengan dampak yang ditimbulkan dari pemanfaatan barang-barang tersebut saat sebelum menjadi sampah. Polusi, peningkatan konsumsi minyak bumi dan gas alam adalah dampak awal produksi industri otomotif, pembangunan infrastruktur yang membabi buta merupakan  nilai tambah bagi prestasi industri otomotif, kontaminasi adalah bagian akhir perjalanan industri tersebut. 

Transportasi, merupakan saksi dari perjalanan hidup dari setiap benda yang ada di bumi ini. Transportasi berisikan pipa-pipa yang mengalirkan arus-arus nafsu masyarakat untuk merusak alam penunjang kehidupan manusia. Peningkatan demand dalam dunia transportasi tidak dapat dihindari karena merupakan hak asasi manusia sehingga harus ada penyeimbangan antara supplay and demand. Namun penyeimbangan tersebut akan mengganggu keseimbangan-keseimbangan disekitarnya jika demand yang berbasis keinginan egois tidak diperhatikan. Peningkatan produksi kendaraan untuk memenuhi hasrat kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi terus digenjot tanpa ada batasan, itu adalah esensi SUPPLAY AND DEMAND yang sangat salah kaprah. Akibat dari produksi dan pemanfaatan tiada batas tersebut pada akhirnya mempengaruhi kestabilan transportasi, ruas-ruas jalan sebagai pipa pengalir arus lalu lintas sudah tidak mampu menampung lonjakan tersebut akibat keegoisan pelaku industri yang merasa berprestasi dengan peningkatan nilai produksi yang dihasilkannya tanpa memperhatikan dampak sosial ekonomi lanjutan. Prestasi yang dibanggakannya tersebut merupakan tali penggantung leher bagi saudaranya sendiri, masyarakat dirugikan secara finansial akibat kemacetan yang timbul, masyarakat dirugikan kesehatannya akibat peningkatan polusi, lalu apakah industri tersebut bertanggung jawab???TIDAK!!!

Kembali pada judul tulisan ini "Seberapa Luas Wilayah Indonesia", apa arti tulisan tersebut terhadap fenomena yang tertulis sebelumnya? Esensi dari judul tulisan ini adalah seberapapun luas wilayah Indonesia, tetaplah terbatas. Seberapapun panjang dan lebarnya ruas jalan yang akan dibangun dan sebaik-baiknya manajemen rekayasa lalu lintas, tetaplah terbatas. Sebanyak apapun pohon-pohon membersihkan polusi, tetaplah terbatas.  Sebanyak apapun sungai-sungai mengalirkan air bersih, tetaplah terbatas. Segala hal di bumi ini memiliki batasan, hanya keinginanlah yang tiada terbatas. Maka jika produksi dari dunia industri otomotif tidak dibatasi, lalu mau jadi apa Indonesia ini?Kenapa Indonesia dirusak oleh bangsanya sendiri?

Terakhir dalam tulisan ini yang penulis ingin sampaikan adalah Manusia itu makhluk hidup, bukan benda mati, buatlah kota atau wilayah tempat tinggal dan tempat hidupmu memang untuk menunjang kehidupan manusia, bukan untuk bergeraknya mobil dan motor. Suatu kota yang dirancang untuk membuat masyarakatnya tetap hidup adalah kota yang memiliki sistem pengaturan tegas terhadap racun-racun yang merusak. Kota-kota yang berorientasi pada kehidupan makhluk hidup akan mengutamakan pembangunan jaringan transportasi massal beserta kebijakan pendukungnnya untuk mendukung pergerakan transportasi masayarakatnya, bukan malah memperluas dan memperpanjang lautan beton dan aspal untuk kendaraan pribadi, serta bukan malah berbangga diri dengan prestasi meningkatnya produksi industri otomotif yang hanya dijual dan dikonsumsi dinegeri sendiri.

Sekian dari penulis, salah seorang penduduk Indonesia yang memiliki banyak waktu nganggur.

#kenapa kendaraan pribadi tidak dibatasi?
#kenapa produksi mobil tidak dibatasi?
#myideaforlife

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TRANSPORTASI DAN EKONOMI SERTA PRINSIP DASAR PERENCANAAN TRANSPORTASI